![]() |
Inilah kondisi jalan menuju desaku. |
Antu dalam bahasa sehari-hari orang Kalimantan Barat berarti hantu. Serem ya? Mendengar nama "Sungai Antu" mungkin segera terbayang sebuah sungai yang isinya hantu-hantu semua, haha...!
Banyak kejadian lucu jika saya berkenalan dengan orang baru yang bukan berasal dari Kabupaten Kapuas Hulu. Ketika saya sebutkan asal saya dari Sungai Antu, biasanya orang sedikit kaget dan yah lucu aja sih. Biasanya disusul pertanyaan tentang mengapa namanya begitu, atau mereka tertawa.
Desa Sungai Antu merupakan pusat Kecamatan Puring Kencana. Letaknya di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kecamatan kami terletak di areal perbatasan negara Indonesia-Malaysia.
Susah mau saya katakan Sungai Antu itu sudah kota atau bukan. Jalannya aja kayak gini (lihat foto), yang saya jepret bulan Juni 2011. Saya tidak hafal berapa jiwa penduduknya. Secara administratif, Sungai Antu lah ibu kota Kecamatan Puring Kencana.
Cara menjangkaunya dari Pontianak perjalanan menuju ke ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Putussibau. Perjalanan darat membutuhkan waktu sekitar 10 jam.
Lanjut dari Putussibau ke Badau (yang juga sudah masuk areal perbatasan negara) dengan kondisi jalan agak lumayan bagus untuk sekarang karena sudah pengerasan dengan tanah. Saya pernah alami sendiri, sekitar jam 7 pagi berangkat dari Badau, sampai ke Sungai Antu sekitar jam 1 siang.
Masih ada batu batu besar di jalanan. Saya saja sendiri bawa motor pelan sekali karena saking tingginya tanjakan dan medan yang susah ditempuh. Apalagi kalau sampai hujan, bisa sampai nangis saking sulitnya jalan.
Secara singkat aja bahwa di desaku ada sungai yang namanya Sungai Antu. Karena itu terletak di kampung saya, tentu saya sering banget ke sungai itu. Ada kesan mistik sedikit.
Pengalaman saya sendiri, waktu masih kecil, saya memancing di sungai itu sambil melempar air dengan batu. Wah, setelah melempar air, kok ada ular lewat? Saya masih sangsi dengan penglihatan saya, agak kurang percaya jika sungai itu agak angker, dan batu saya lempar lagi.
Mulanya hanya satu ular lewat, lama kelamaan menjadi banyak sekali, mungin sekitar 40 ekor! Warnanya ada yang merah dan coklat. Ular-ular itu lalu lalang kayak sepeda motor di jalan raya. Nah, di hilir sungai itu memang ada kuburan tua. Itulah sepintas kisah tentang desaku, Sungai Antu, desa yang terpencil tetapi selalu ada di hatiku.